NaZi

NaZi
Arti Hidup

Selasa, 24 Mei 2011

SEJARAH TAEKWONDO DI INDONESIA

Pada Bulan Mei 1972 beberapa mahasiswa Indonesia yang pernah belajar Taekwondo di Jerman Barat, dalam waktu liburannya kembali ke Indonesia mereka mencari Perguruan Taekwondo di Jakarta untuk melanjutkan latihan bersama. Secara kebetulan terdapat seorang pemegang sabuk hitam Taekwondo datang dari Belanda bernama Mouritsz Dominggus (warga Indonesia asal Ambon) telah membuka Perguruan Taekwondo di Tanjung Priok. Mengingat pada masa itu ilmu beladiri Karate jauh lebih populer hingga perkembangan Taekwondo sulit bergerak, maka Mouritsz Dominggus mengatur strategi menggabungkan diri ke dalam Perguruan Karate PERKINO yang dipimpin oleh Harry Tomatala. Dari kombinasi kedua sistem beladiri ini menghasilkan Perguruan KATAEDO (Karate Taekwondo).

Atas bantuan salah seorang orangtua murid KATAEDO bernama Sinshe Yusuf serta atas kerjasama dengan Prof Kim Ki Ha (Ketua Asosiasi Korea di Indonesia), KATAEDO berhasil menarik perhatian Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta. Atas anjuran dari pemerintah Korea Selatan agar unsur Karate dihilangkan demi kemurnian Taekwondo, maka pada tanggal 15 Juli 1974 terbentuklah Institut Taekwondo Indonesia (INTIDO) dimana Prof Kim Ki Ha sebagai penasehatnya. Atas nasehat beliau, Pengurus INTIDO dipertemukan dengan DutaBesar Korea Selatan dan atas bantuannya, Prof Kim Ki Ha di utus ke Korea Selatan untuk mengikuti Sidang Umum II WTF pada tanggal 27 Agustus 1975 di Seoul. Beliaulah yang memperjuangkan INTIDO untuk dapat diterima menjadi anggota WTF.Untuk memenuhi persyaratan WTF, maka INTIDO diubah menjadi Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) dengan ketua umumnya Marsekal Muda Sugiri. Atas saran beliau demi meningkatkan mutu dan prestasi Taekwondo di Indonesia, maka WTF mengutus seorang pelatih bernama Kim Yeong Tae (DAN V) seorang mantan Juara Dunia Kelas Berat.
Sehingga pada tanggal 17 Juni 1976, FTI resmi menjadi anggota WTF.

Dalam sejarah perkembangan Taekwondo di Indonesia, terdapat 2 organisasi Taekwondo yaitu FTI dan PTI (Persatuan Taekwondo Indonesia).
Pada tanggal 28 Maret 1981 telah terjadi sejarah baru bagi dunia Taekwondo Indonesia. Pada saat itu telah diadakan Musyawarah Nasional I yang diikuti oleh 2 organisasi beladiri Taekwondo di Indonesia dimana FTI dipimpin Marsda Sugiri dan PTI dipimpin Letjen Leo Lopulisa. Dari musyawarah itu telah menghasilkan suatu kepengurusan baru yaitu telah disatukannya 2 organisasi tersebut menjadi satu induk organisasi Taekwondo yang hanya diakui oleh WTF dan KONI yaitu Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) hingga sekarang yang mana ketua umumnya adalah Bapak Sarwo Edhie Wibowo dengan pelindung langsung dari Ketua KONI Pusat Bapak Surono.

Di bawah kepimimpinan beliau, Taekwondo di Indonesia berkembang pesat. Terbukti dalam waktu singkat telah memiliki Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang di seluruh Provinsi di Indonesia. Sehingga berbagai prestasi dan kualitas dapat tercapai baik dalam event nasional maupun internasional.
Saat ini Ketua Umum PBTI telah dipegang 4 kali hingga sekarang yaitu :
a.       Bpk Jend. TNI AD (Purn) Sarwo Edhie Wibowo
b.       Bpk Letjend. TNI AD (Purn) Harsudiyono Hartas
c.       Bpk Mayjen TNI Mar Suharto
d.       Bpk Letjen TNI AD Erwin Sudjono, SH (tahun 2007 hingga sekarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar